16 Disember 2009

Ilmuwan Islam


Allah SWT menegaskan dalam firman-Nya, Katakanlah (Muhammad), ‘Seandainya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, maka pasti habislah lautan itu sebelum selesai (penulisan) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula) (Al-Kahfi:109).

Di surat Alkahfi tersebut jelas tertulis bahwa sains dan teknologi yang dikuasai oleh manusia bukanlah sesuatu yang besar sepertihalnya yang pernah diagung-agungkan manusia. Hingga seberapa kuat dan pandainya manusia memikirkan apa yang diciptakan oleh Allah SWT, maka tetap dipenghujung urat syaraf ini akan ditemui sebuah jalan buntu. Cerita berikut ini tentu saja akan mengubah pola pandang pikiran Anda yang selama ini telah terdoktrin dengan ilmu-ilmu dan penemu dari Barat.

Sebuah pameran yang diadakan di Malaysia awal tahun ini membuka tabir bagaimana hebatnya para penemu Islam dalam mempelopori perkembangan ilmu pengetahuan. Di dasari pemikiran bahwa tidak ada ilmu selain bersumber dari Allah dan hanya sedikit pengetahuan yang dimiliki oleh manusia ini, tersirat berbagai revolusi dan inovasi yang berhasil dibuat pada masa keemasan Islam.

Berbagai hasil karya berhasil dikoleksi dan ditemukan sedikitnya sebanyak 148 replika dihasilkan oleh para pemikir dan ilmuwan Islam. Replika tersebut antara lain berupa instrumen peralatan dan poster. Kesemuanya itui pada Januari lalu dipajang di Pusat Konvensyen Kuala Lumpur (KLCC), Malaysia. Ilmu-ilmu dan hasil karya ratusan abad silam ini hingga sekarang dijadikan sebagai dasar pengetahuan ilmu-ilmu baru.

Contoh nyata paling rumit, detail dan bagaimana pandainya para ilmuwan Islam masa lalu ini adalah seperti karya arsitektur yangterdapat pada ubin-ubin di masjid Timur Tengah. Hingga puluhan tahun diperhitungan baru pada tahun ini karya seni yang sudah ratusan tahun selalu dibuat dan tanpa kesalahan pengulangan tersebut berhasil dipecahkan oleh ilmuwan saat ini dengan hitungan matematis.

Dr. Fuat Sezgin yang juga Pengarah dan Pengasas Institut Sejarah Sains Arab-Islam, Universiti Johann Wolfgang, Goethe, Frankfurt, Jerman, mengatakan bahwa kehebatan ilmuwan Islam ratusan abad silam adalah kehebatan yang tidak ternilai. Pada abad kegemilangan Islam banyak orang-orang Eropa yang belajar untuk menuntut ilmu di berbagai cabang pengetahuan dari para pakar Islam. Tetapi setelah zaman kegelapan datang banyak pula hasil-hasil ilmuwan tersebut yang juga diselewengkan dan kemudian disebarluaskan dengan informasi yang salah secara meluas.

Ia memberi contoh seperti Al-Razi, adalah ilmuwan terkemuka yang menjadi penemu teknik jahit luka. Ilmuwan kelahiran Iran tersebut tidak sangat terkenal dibandingkan dengan Ibnu Sina yang sebenarnya adalah muridnya. Tokoh ilmuwan Islam ini yang sebenarnya bernama Muhammad bin Zakaria juga terkenal tidak tertandingi pada masanya ditahun 240 Hijriah/854 Masehi. Di dunia pengobatan ia sangat pandai meramu, mengenali dan menemukan obat. Al-Razi selain menjadi orang pertama yang membuat jahitan dengan benang terbuat dari serat juga dikenal sebagai orang pertama yang berhasil membedakan antara penyakit cacar dengan campak.

 

Copyright © 2009 Avicenna007. Template Blogger khas direka untuk Avicenna007.